Jihad Membela Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan pedoman hidup dan adalah cahaya yang menerangi jalan hidup setiap manusia. Dengan Al-Qur’an seorang muslim akan mampu membedakan mana jalan yang baik dan mana yang tidak baik sehingga mengantarkan kepada kebenaran dari jalan sesat yang menjerumuskan seseorang ke lembah kehinaan di dunia dan juga di akhirat.
Al-Qur’an juga menjadi petunjuk bagi amal perbuatan manusia. Al-Qur’an memberi jalan bagi mereka yang mau memikirkan dan menghayati isinya untuk mendapatkan kebenaran dan kebaikan sehingga dapat disampaikan kepada orang banyak tentang kebenaran serta kebaikan itu sendiri.
Dengan Al-Qur’an , kita bisa mengerti dan memahami hakekat kebatilan serta kejahatan. Pemahaman itu mengantar kepada kita untuk mau dan mampu membersihkan jalan yang akan kita lalui agar terhindar dari kejahatan dan kebatilan tadi.
Dengan demikian, Al-Qur’an menjadi pengontrol pribadi agar selalu mawas diri ketika menjalani kehidupan ini. Karena jalan yang akan kita tempuh bermula dari hati atau jiwa sebagai pengendali amal, maka kewajiban kita untuk selalu membersihkannya.
Shekh Mohammad Rasyid Ridha, seorang ulama besar Mesir pernah berkata,
” Di dalam membersihkan jiwa dan memperdalam pemikiran, orang tidak harus melewati falsafah Aristoteles atau Ibnu Sina, tapi yang terpenting ia harus melewati dua hal, menjauhkan hawa nafsu dan menghiasi diri dengan takwa.”
Dua hal tersebut , menjauhkan nafsu dan menghiasi diri dengan takwa banyak disinggung didalam
Al-Qur’an .
Allah Swt berfirman:
Allah Swt berfirman:
“ Adakah kamu mengetahui orang yang menjadikan hawa nafsu sebagai tuhannya? Dan Allah kemudian menyesatkan mereka berdasarkan ilmu-Nya. Allah mengunci pendengaran, hati dan menutup penglihatannya. Maka siapakah yang mampu memberi petunjuk kepadanya selain Allah. Adakah kalian tidak mengambil pelajaran “? (QS. Al-Jatsiah: 22).
Ayat tersebut memberi isyarat kepada kita betapa berbahayanya orang atau manusia yang tidak mampu mengendalikan hawa nafsunya dan Bila ketidakmampuannya itu sampai kepada kemurkaan Allah terhadapnya, sehingga menutup hatinya dari masuknya cahaya atau hidayah, maka ia akan menjadi orang yang celaka dunia dan akhirat.
Takwa merupakan peningkatan kualitas iman seseorang. Tidak akan ada takwa yang baik tanpa landasan iman yang benar, bersih dari kemusyrikan, khurafat dan tahayul. Menurut tafsir para ulama, takwa berarti menjaga semua perbuatan yang merugikan orang lain, termasuk diri sendiri serta tidak melakukan tindakan yang merintangi tercapainya tujuan mulia maupun niat yang baik. Takwa juga berarti meninggalkan atau menjauhi segala perbuatan salah atau dosa dan maksiat serta senantiasa taat pada semua perintah yang di anjurkan oleh Allah SWT. Dan bila hal itu terpenuhi, maka kebaikan akan kembali kepada manusia itu sendiri.
Allah Swt berfirman:
“ Dan siapa yang takwa kepada Allah, Dia akan membuatnya lepas dari kesulitan dan akan memberi rezeki yang tiada terkira ” (QS at-Thalaq: 2-3).
Ada baiknya ketika kita ingin memperoleh hidayah Al-Qur’an , maka dua hal tersebut bisa menjadi perhatian utama kita.
• Menghinakan (ihtihya’) Al-Qur’an
Allah Swt telah menyebutkan di antara sifat orang kafir adalah menghina agama Allah, Rasul-Nya, dan ayat-ayat-Nya. Allah telah menjelaskan hal itu di beberapa tempat dalam Kitab-Nya.
Allah menceritakan tentang istihya’ (penghinaan, ejekan, dan olok-olokan) mereka terhadap ayat-ayat-Nya:
Allah SWT berfirman :
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِينَ إِلَّا مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَيُجَادِلُ الَّذِينَ كَفَرُوا بِالْبَاطِلِ لِيُدْحِضُوا بِهِ الْحَقَّ وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَمَا أُنْذِرُوا هُزُواً
“ Dan tidaklah Kami mengutus rasul-rasul melainkan sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Tetapi orang-orang yang kafir membantah dengan yang batil agar dengan demikian mereka dapat melenyapkan yang hak, dan mereka menganggap ayat-ayat Kami dan peringatan-peringatan terhadap mereka sebagai olok-olokkan.” (QS. Al Kahfi: 56)
وَيْلٌ لِكُلِّ أَفَّاكٍ أَثِيمٍ * يَسْمَعُ آيَاتِ اللَّهِ تُتْلَى عَلَيْهِ ثُمَّ يُصِرُّ مُسْتَكْبِراً كَأَنْ لَمْ يَسْمَعْهَا فَبَشِّرْهُ بِعَذَابٍ أَلِيمٍ * وَإِذَا عَلِمَ مِنْ آيَاتِنَا شَيْئاً اتَّخَذَهَا هُزُواً أُولَئِكَ لَهُمْ عَذَابٌ مُهِينٌ
“ Kecelakaan besar bagi tiap-tiap orang yang banyak berdusta lagi banyak berdosa. Dia mendengar ayat-ayat Allah dibacakan kepadanya kemudian dia tetap menyombongkan diri seakan-akan dia tidak mendengarnya. Maka beri kabar gembiralah dia dengan adzab yang pedih. Dan apabila dia mengetahui barang sedikit tentang ayat-ayat Kami, maka ayat-ayat itu dijadikan olok-olok. Merekalah yang memperoleh adzab yang menghinakan.” (QS. Al Jaatsiyah: 7-9)
Allah Swt mengabarkan tentang penghinaan orang kafir kepada Nabi Muhammad Saw :
وَإِذَا رَآكَ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُواً أَهَذَا الَّذِي يَذْكُرُ آلِهَتَكُمْ
“Dan apabila orang-orang kafir itu melihat kamu, mereka hanya membuat kamu menjadi olok-olok. (Mereka mengatakan): “Apakah ini orang yang mencela tuhan-tuhanmu?” (QS. Al Anbiya’: 36)
وَإِذَا رَأَوْكَ إِنْ يَتَّخِذُونَكَ إِلَّا هُزُواً أَهَذَا الَّذِي بَعَثَ اللَّهُ رَسُولاً
“Dan apabila mereka melihat kamu (Muhammad), mereka hanyalah menjadikan kamu sebagai ejekan (dengan mengatakan): “Inikah orangnya yang diutus Allah sebagai Rasul?” (QS. Al furqaan: 41)
Allah Swt juga menjelaskan penghinaan orang kafir terhadap semua rasul, bukan hanya Nabi MuhammadSAW saja. Didalam firmannya Allah SWT menyatakan :
وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
“Dan sungguh telah diperolok-olokkan beberapa rasul sebelum kamu, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan ( adzab ) olok-olokan mereka.” (QS. Al An’am: 10)
وَكَمْ أَرْسَلْنَا مِنْ نَبِيٍّ فِي الْأَوَّلِينَ وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ نَبِيٍّ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
“ Berapa banyaknya nabi-nabi yang telah Kami utus kepada umat-umat yang terdahulu. Dan tiada seorang nabi pun datang kepada mereka melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.” (QS. Al zukhruf: 6-7)
وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا مِنْ قَبْلِكَ فِي شِيَعِ الْأَوَّلِينَ وَمَا يَأْتِيهِمْ مِنْ رَسُولٍ إِلَّا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ
“ Dan sesungguhnya Kami telah mengutus (beberapa rasul) sebelum kamu kepada umat-umat yang terdahulu. Dan tidak datang seorang rasul pun kepada mereka, melainkan mereka selalu memperolok-olokkannya.” (QS. Al Hijr: 10-11)
Ayat-ayat Allah yang membicarakan hal itu sangatlah banyak. Sesungguhnya menghina Nabi termasuk kekufuran yang banyak dilakukan orang-orang terdahulu. Kekufuran mereka dengan penolakan dan mendustakan atau dengan kesombongan serta keengganan, yang kemudian ditambah dengan penghinaan terhadap para rasul dan risalah mereka. Semua itu Allah kisahkan berkaitan dengan seluruh umat yang kafir.
• Menghinakan Ulama
Rasulullah SAW bersabda:
لَيْسَ مِنْ أُمَّتِي مَنْ لَمْ يُجِلَّ كَبِيرَنَا وَيَرْحَمْ صَغِيرَنَا وَيَعْرِفْ لِعَالِمِنَا حَقَّهُ
" Bukan termasuk ummatku, siapa yang tidak memuliakan orang yang lebih tua, menyayangi orang yang lebih muda dan mengetahui hak-hak orang alim ".[HR.Al Hakim]
Berdasarkan nash di atas, sangatlah jelas bahwa kewajiban setiap muslim terhadap para ulama dan orang-orang shalih adalah mencintai dan menyayangi mereka, menghormati dan memuliakan mereka, tanpa berlebih-lebihan atau merendahkan mereka.
Mengejek atau melecehkan mereka para Ulama dan orang-orang Shalih serta mengolok-oloknya, tentu saja bertentangan dengan perintah untuk mencintai dan memuliakan mereka. Melecehkan ulama dan orang shalih, sama artinya dengan menghina dan merendahkan mereka. Mengolok-olok dan memandang rendah Ahli Ilmu dan orang shalih, termasuk sifat orang kafir dan salah satu cabang kemunafikan. Sebagaimana disebutkan dalam banyak ayat, diantaranya yaitu:
Allah SWT berfirman :
يِّنَ لِلَّذِينَ كَفَرُوا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا وَيَسْخَرُونَ مِنَ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَالَّذِينَ اتَّقَوْا فَوْقَهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَاللهُ يَرْزُقُ مَن يَشَآءُ بِغَيْرِ حِسَابٍ
“ Kehidupan dunia dijadikan indah dalam pandangan orang-orang kafir, dan mereka memandang hina orang-orang yang beriman. Padahal orang-orang yang bertaqwa itu lebih mulia dari pada mereka di hari Kiamat. Dan Allah memberi rezki kepada orang-orang yang dikehendakiNya tanpa batas “. [QS. Al Baqarah:212]
Dan diayat lain Allah Swt berfirman :
وَمَنْ خَفَّتْ مَوَازِينُهُ فَأُوْلَئِكَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنفُسَهُمْ فِي جَهَنَّمَ خَالِدُونَ . تَلْفَحُ وُجُوهَهُمُ النَّارُ وَهُمْ فِيهَا كَالِحُونَ . أَلَمْ تَكُنْ ءَايَاتِي تُتْلَى عَلَيْكُمْ فَكُنتُم بِهَا تُكَذِّبُونَ . قَالُوا رَبَّنَا غَلَبَتْ عَلَيْنَا شِقْوَتُنَا وَكُنَّا قَوْمًا ضَآلِّينَ . رَبَّنَآ أَخْرِجْنَا مِنْهَا فَإِنْ عُدْنَا فَإِنَّا ظَالِمُونَ . قَالَ اخْسَئُوا فِيهَا وَلاَتُكَلِّمُونِ . إِنَّهُ كَانَ فَرِيقٌ مِّنْ عِبَادِي يَقُولُونَ رَبَّنَآ ءَامَنَّا فَاغْفِرْ لَنَا وَارْحَمْنَا وَأَنتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ . فَاتَّخَذْتُمُوهُمْ سِخْرِيًّا حَتَّى أَنسَوْكُمْ ذِكْرِي وَكُنتُم مِّنْهُمْ تَضْحَكُونَ . إِنِّي جَزَيْتُهُمُ الْيَوْمَ بِمَاصَبَرُوا أَنَّهُمْ هُمُ الْفَآئِزُونَ
“ Dan barangsiapa yang ringan timbangannya, maka mereka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam naar Jahannam. Muka mereka dibakar api naar, dan mereka di dalam naar itu dalam keadaan cacat. Bukankah ayat-ayatKu telah dibacakan kepadamu sekalian, tetapi kamu selalu mendustakannya? Mereka berkata: “Ya Rabb kami, kami telah dikuasai oleh kejahatan kami, dan adalah kami orang-orang yang tersesat. Ya Rabb kami, keluarkanlah kami daripadanya (dan kembalikanlah kami ke dunia), maka jika kami kembali (juga kepada kekafiran), sesungguhnya kami adalah orang-orang yang zhalim”
”. Allah berfirman: “
Tinggallah dengan hina di dalamnya, dan janganlah kamu berbicara dengan Aku. Sesungguhnya ada segolongan dari hamba-hambaKu berdo’a (di dunia):
“Ya Rabb kami, kami telah beriman, maka ampunilah kami dan berilah kami rahmat dan Engkau adalah Pemberi rahmat Yang Paling Baik. Lalu kamu menjadikan mereka buah ejekan, sehingga (kesibukan) kamu mengejek mereka, menjadikan kamu lupa mengingat Aku, dan adalah kamu selalu mentertawakan mereka, Sesungguhnya Aku memberi balasan kepada mereka di hari ini, karena kesabaran mereka; sesungguhnya mereka itulah orang-orang yang menang “. [QS.Al Mu’minun:103-111].
sebagai penutup marilah kita pelajari doa dibawah ini lalu kemudian kita amalkan dalam kehidupan kita sehari-hari.
رَبَّنَا أَفْرِغْ عَلَيْنَا صَبْرًا وَثَبِّتْ أَقْدَامَنَا وَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكَافِرِينَ
‘Robbanaa Afrigh ‘Alainaa Shobron wa Tsabbit Aqdaamanaa wanshurnaa ‘Alal Qoumil Kaafiriin’.
“Wahai Tuhan kami, limpahkanlah kesabaran atas diri kami, dan teguhkanlah pendirian kami dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.” (QS. Al Baqarah: 250).
Dan,
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
‘Robbanaa Laa Tuzigh Quluubanaa Ba’da Idz Hadaitanaa wa Hab Lanaa Min-Ladunka Rohmatan, innaka Antal-Wahhaab’
“Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Dzat yang Maha Pemberi (karunia).” (QS. Ali Imran: 8).
“ Amin ya Allah , Terimakasih semoga bermanfaat “