Oh ya, banyak pujangga atau penyair dari Jerman mendapatkan hadiah Nobel sastra, jadi ada baiknya kita juga belajar sastra lewat puisi atau syair yang sederhana (sekaligus gombal) seperti ini. Sebelum kita masuk ke puisi dan syair yang serius seperti karya Goethe, Herman Hesse, dan lain-lain.
Warum soll versucht werden,
das Unerklärliche zu erklären?
Wie soll über eine geheimnisvolle,
wunderbare Liebe gesprochen werden?
Ich liebe dich, weil ich dich nötig habe,
Ich liebe dich in einer endlosen Liebe
Und ich erwarte,
dass du mich auch nötig hast . . .
Ich liebe dich, weil ich dich liebe,
Es ist so . . . einfach so!
Wenn ich dich liebe,
einfach weil ich es liebe, dich zu lieben,
wenn ich es lieb habe, dich lieb zu haben,
wenn ich dich so verrückt haben will,
was kann ich dem Himmel bitten?
Dass es ewig dauert!
Ich liebe dich, weil ich dich liebe,
Ich liebe dich in ener endlosen Liebe,
Ich liebe dich, weil ich dich liebe,
Es, ist so . . . einfach so! . . .Supaya seru, saya akan buat pertanyaan terkait puisi ini. Dan agar adil dan semua bisa menjawab, satu orang menjawab satu pertanyaan saja ya.. Kalau menjawab lebih dari satu pertanyaan, meski benar, saya tidak akan upload komentarnya. (supaya kita stick dengan aturan) Pertanyaan akan ditambahkan bila perlu dan kalau saya punya ide untuk pertanyaan :)
Pertanyaan :
1. Judul: "Warum liebe ich dich?" Adakah yang bisa menjelaskan mengenai posisi kalimat ini?
2. Paragraf 2: "Ich liebe dich" Kenapa kata kerja setelah kata ich menjadi "liebe"? Apakah kata kerja dasar atau infinitiv dari kata "liebe"?
3. Masih paragraf 2: "Ich liebe dich". Dich berasal dari kata apa ya? Dan kenapa berubah menjadi dich? Apa nama kasusnya?
4. "Wenn, weil, dass" : Sebutkan jenis dan fungsi kata ini.
5. Masih "wenn, weil, dass" : Bagaimana pola kalimat yang menggunakan wenn, weil, dass? (Bisa dijawab setelah ada yang menjawab pertanyaan nomor 4)