Penyebab Rusaknya Karakter Bangsa Dari Sisi Pandang Islami
Salam sejahtera selalu untuk kita semau, sesuai dengan tema diatas maka kita akan sama-sama mempelajari apa Penyebab Rusaknya Karakter Bangsa dari sisi pandang Islam yang ulsanya adalah sebagai berikut :
1. Degradasi Moral Perusak Karakter Bangsa
Eksistensi, kemuliaan dan kejayaan sebuah bangsa tergantung akhlaknya, demikian juga keterpurukan, kehinaan dan kehancurannya. Awal dan sumber segala kebaikan adalah akhlak, demikian juga segala keburukan bersumber dan bermuara kepada akhlak. Apabila sebuah bangsa mengalami krisis moral dan akhlak, maka bangsa tersebut akan berbuat dlalim, berbuat kerusakan terhadap alam maupun kedlaliman terhadap sesamanya. Dampak dari kedlaliman tersebut adalah timbulnya berbagai musibah, balak dan bencana, baik yang bersumber dari alam seperti maupun manusia. Seorang psikolog dan ahli pendidikan Amerika bernama Thomas Lichona mengidentifikasi adanya 10 tanda-tanda degradasi moral yang dapat merusak karakter bangsa. Degradasi moral itu ialah :
• Mmeningkatnya kekerasan pada remaja
• Penggunaan kata-kata yang memburuk
• Pengaruh peer group (rekan kelompok) yang kuat dalam tindak kekerasan
• Meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas
• kaburnya batasan moral baik-buruk
• Menurunnya etos kerja
• Rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru
• Rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga Negara
• Membudayanya ketidakjujuran
• Adanya saling curiga dan kebencian diantara sesama.
Yang menjadi permasalahan adalah, apakah ke 10 tanda degradasi moral tersebut ada di Indonesia? Atau bahkan lebih parah lagi?
2. Bangsa Yang Berkarakter
Setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati nuraninya. Dalam realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan tetapi sulit dipahami. Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran ketika rasa kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga timbul dalam kelompok.
Rasa kebangsanaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir secara alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah, dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan nasional yang jelas. Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan atau semangat patriotisme.
Adapun ciri-ciri bangsa yang karakter menurut Soekarno adalah sebagai berikut :
1. Kemandirian (self-reliance), atau menurut istilah Presiden Soekarno adalah “Berdikari” (berdiri di atas kaki sendiri). Dalam konteks aktual saat ini, kemandirian diharapkan terwujud dalam percaya akan kemampuan manusia dan penyelenggaraan Republik Indonesia dalam mengatasi krisis-krisis yang dihadapinya.
2. Demokrasi (democracy), atau kedaulatan rakyat sebagai ganti sistem kolonialis. Masyarakat demokratis yang ingin dicapai adalah sebagai pengganti dari masyarakat warisan yang feodalistik. Masyarakat di mana setiap anggota ikut serta dalam proses politik dan pengambilan keputusan yang berkaitan langsung dengan kepentingannya untuk mencapai kesejahteraan dan kemakmuran.
3. Persatuan Nasional (national unity). Dalam konteks aktual dewasa ini diwujudkan dengan kebutuhan untuk melakukan rekonsiliasi nasional antar berbagai kelompok yang pernah bertikai ataupun terhadap kelompok yang telah mengalami diskriminasi selama ini.
4. Martabat Internasional (bargaining positions). Indonesia tidak perlu mengorbankan martabat dan kedaulatannya sebagai bangsa yang merdeka untuk mendapatkan prestise, pengakuan dan wibawa di dunia internasional. Sikap menentang hegemoni suatu bangsa atas bangsa lainnya adalah sikap yang mendasari ide dasar “nation and character building.” Bung Karno menentang segala bentuk “penghisapan suatu bangsa terhadap bangsa lain,” serta menentang segala bentuk “neokolonialisme” dan “neoimperialisme.” Indonesia harus berani mengatakan “tidak” terhadap tekanan-tekanan politik yang tidak sesuai dengan “kepentingan nasional” dan “rasa keadilan” sebagai bangsa merdeka.
Hampir sama dengan gagasan Soekarno, penulis mengemukakan bangsa yang berkarakter memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
- Berpegang teguh pada nilai budaya dan agamanya serta demokratis dan multicultural
- Mencintai dan rela berkorban untuk bangsa dan negaranya
- Menjunjung tinggi hukum dan peraturan yang berlaku (tidak soft nation)
- Memiliki integritas moral dan intelektual, dedikasi, etos kerja dan altruistik
“ Terimakasih Semoga Bermanfaat “