Filsafat Pendidikan Progresivisme

Filsafat Pendidikan Progresivisme

Salam sejahtera untuk kita semua semoga segala kegiatan kita lancar dan mendapatkan manfaat yang baik untuk kita semua, sahabat sekalian, berikut adalah penjelasan singkat tentang Filsafat Pendidikan Progresivisme serta pengertiannya yang diharapkan dapat menjadi sumber referensi yang bermanfaat bagi kita semua dan guna mempersingkat waktu maka mari kita simak bersama-sama ulasan berikut ini : 

Aliran filsafat ini mulai muncul di amerika pada akhir abad 19 hingga awal abad 20, awalnya bersifat sosiologi guna menyebut gerakan social public di amerika. Saat proses industrialisasi  dan urbanisasi sebagai gejala yang bersifat massif. Ruang politik gerakan progresivisme ini di antaranya di pelopori oleh: Robert La Follette ia selalu melakukan upaya upaya pleruse pada kekuatan politik yang di pandang kontraproduktif dengan kepentingan masyarakat.

Yang menarik dari La folette ketika ia dan istrinya  belle la folette ,tahun 1909 membuat jurnal mingguan yang menyuarakan ide ide humanism modern. Mulai dari kesetaraan perempuan dengan laki laki dan hak pilih bagi perempuan. Teguh W.G ( 2011:152-153). Dari riwayat singkat La Folette  muncul sebagai seorang pencetus aliran progresifisme dan sampai akhirnya istilah ini terangkat dalam panggung filsafat pendidikan.untuk menyebut pendidikan pragmatisme ia mencoba untuk mengkritisi system pendidikan sebelumnya ( tradisional ) hasil elaborasi menjadikannya muncul dalam karya : Lawrensce A.Cremin,dengan judul; “ the transformation of the school : progressivism in American education “. 
( 1876-1975) Sementara ; John dewey adalah salah satu tokoh yang kerap di pandang sebagai pelopor lahirnya aliran progresivisme.Dewey tidak lain adalah; filosof yang beraliran pragmatisme dengan demikian dapat dikatakan bahwa pemikiran-pemikiran yang mendasari progresivisme sangat di pengaruhi oleh pemikiran filsafat pragmatisme.

Disamping itu ; Sigmund freud,( 1856-1939 ) yang lahir di Moravia, sepanjang hidupnya ia tinggal di Wina, ia adalah seorang yang memperoleh title sarjana kedokteran sehingga karir pertama yagn di geluti adalah kedokteran. Karirnya mulai menanjak ketika ia melakukan penelitian tentang penggunaan hipotesis untuk pengobatan penyakit hysteria.penyelididkannya itu menjadi awal kelahiran gagasan – gagasan psionalisis terutama ketika ia menemukan tanda trouma pada setiap pasien hysteria yang dia tangani. masalahnya adalah; tidak tersalurnya emosi untuk melahirkan karyanya, adapun  karya yangt membuatnya makin berpengaruh salah satunya adalah : karya dengan judul : “ the psickopathology of erveryday life” ( 1904) 

Pemikiran Preud tentang Psikoanalisis dan pemikiran; Jean Jacgues Rousseau dengan karyanya; Emile 
( 1762 ) mampu merebut hati kalangan progresif, yang menantang campur tangan orang orang dewasa dalam menetapkan tujuan pendidikan serta kurikulum peserta didik dengan munculnya konsep belajar “ children Center “ lebih banyak kesesuaian dengan pemikiran; Rousseau bersama freud, ketimbang pemikiran John Dewey. Di amerika saat itu sedang mengembangkan pandidikan progresivisme dengan mencantumkan nama nama pragtisi pendidikan. Seperti; Charleton Whasburne, William H. Kilpatrick,Harold Rugg dan John L.Childs.

Filsafat Pendidikan Progresivisme
Filsafat Pendidikan Progresivisme
Pengembangan ini berpengaruh secara besar besaran dimulai sejak tahun 1920 an hingga 1950 an sedangkan tahun tahun berikutnya saat wajah pendidikan di amerika mengalami keruntuhan terutama ketika lembaga organisasi yang menjadi motor penggerak aliran progresi mati. Namun demikian, konsep konsep pendidikan progresiv  telah di adopsi yang nyaris di seluruh institusi pendidikan melalui campur tangan metode metode lain dengan corak yang lebih efektif termasuk pemikiran pemikiran John Dewey. Seperti itulah corak aliran pendidikan progresivisme  yang tidak pernah menjadi aliran yang sistematis dan konsisten tetapi lebih banyak berpusat pada system eksperimentasi berdasarkan investigasi ilmiah sains modern. 

John Dewey lahir di Burlinton Vermont dan di kenal sebagai seorang pemalu, tetapi setelah menyelesaikan pendidikannya di University Of Vermont ia lalu menjadi tokoh yang berpengaruh di amerika. Dan salah satu karyanya yaitu berjudul  “ Schol and Sociaty “. Karya ini menjadi rujukan dalam pendidikan progresivisme dalam karyanya ia memandang bahwa pengalaman adalah suatu hal yang pokok sebagai hasil dari pengaruh timbal balik antara organisme dan lingkungan. Dari situlah;  Dewey Berpendapat bahwa; “ Kebenaran sebagai opini yang di takdirkan untuk disepakati dan pada akhirnya semua orang menyelidikinya “ 

Kalangan progresiv menentang pola pengajaran yang bertumpuh pada metode textbook yaitu metode pengajaran yang sepenuhnya terproyeksikan kedalam buku buku.termasuk menentang kebiasaan pendidikan tradisional yang selalu melakukan metode belajar pasif yaitu peserta di bebani berbagai informasi – informasi yang harus mereka hafal. Penerapan hukuman hukuman fisik sebagai  sebagai bentuk pendisiplinan bagi kalangan progresif di nilai tidak tepat. Sama tidak tepatnya dengan konfensi pendidikan yang setuju bahwa proses pengajaran selalu dikesankan meski dilakukan di dalam ruangan yang membuat setiap peserta didik akan mengalami keterasingan keterasingan serta terjauh dari realita social hidup yang ada. 

Menurut  Teguh W.G ( 2011: 156-157 ) semenjak jatuhnya kelembangaan yang menjadi motor bagi penggeraknya kalangan progresif tampak tidak lagi terdengar menggaum. Sampai memasuki tahun 1970, muncul gerakan baru yang mencoba mendaur ulang ide ide dan gagasan gagasan progresiv dalam humanisme pendidikan. Mulai dari upaya penggalangan prinsip prinsip pengajaran yang terpusat pada anak. Di periode itu gerakan pendidikan humanism tidak hanya menyebarkan diri pada teori teori pendidikan progresivisme tetapi juga pada pemikiran pemikiran eksistensialisme. Oleh sebab itu tekanan nilai eksistensialisme seperti; pencarian makna makna personal dalam eksistensi manusia yang terlibat sangat mempengaruhi corak dan metode pengajaran yang di terapkan pada kalangan humanis. Di kesempatan inilah Abraham Maslow dan kawan kawan mendapatkan apresiasi terkait pemikiran mereka terhadap pendidikan humanism yang hendak di bangun oleh para humanis. Sering diungkapkan bahwa upaya pendidikantidak lain adalah; upaya untuk menghumanisasikan secara perorangan guna menuju dan menemukan serta membangun kemandiriannya yang sejati.

Jika di kasi secara umum, pendidikan humanism ini  memiliki kesamaan dengan pendidikan progresivisme. Humanism yang lebih mendasarkan teori pendidikannya terhadap aspek aspek pembelajaran peserta didik dari berbagai tindakan pendidikan yang oleh mereka dipandang refresif dan tidak manusiawi.dengan demikian, humanism lebih terarah pada pembebasan psikologi siswa yang tidak lagi terkukngkung oleh apapun,termasuk perasaan troumatis yang membuat tersingkir dari  system kompetitif dan takut gagal. Posisi guru sangat berbeda dengan pendidikan tradisional yang selalu otoritatif tetapi lebih berperan sebagai fasilitator atau orang yang membantu mengantarkan siswa.

Untuk membuat keputusan dan memperoleh apa yang mereka sukai.dikelas para siswa lebih banyak bertindak dengan keinginannya sendiri ketimbang sebagaimana hal yang di inginkan oleh guru . dalam proses lebih jauh,guru harus bersikap moderat dan harus mampu menerima berbagai perbedaan . dalam system pendidikan seperti itu, sekolah benar benar terbebas dari gejala indoktrinisasi dan praktif praktif otoritatif. 

Kurikulum pengajaran mengalami berbagai penyesuaian berdasarkan dengan tuntutan peserta didik ( siswa) .  pendidikan menjadi ruang pembebasan anak dalam upaya menuju pribadi pribadi yang independent dan pemberani. Serta tangguh menghadapi kehidupan yang lebih modern yang syarat dengan berbagai problem. Serta swenantiasa berjalan secara labil dan konstan. Metode pendidikan humanism manjadi metode yang berlawanan dengan metode pandidikan Trtadisional. Pengajaran dan pembelajaran selalu gagal dalam membangun hubungan interpersonal yang hangat penuh cinta, serta rasa harga diri yang terpuaskan. Sebaliknya pendidikan humanism justru di harapkan pada terciptanya hubungan interpersonal dalam landasan cinta dan penghargaan atas perbedaan masing-masing diri . gerakan ini melahirkan semangat dan atmosfer yang begitu segnifikan bagi perkembangan pendidikan.

Kalau kita simak secara saksama tentang filsafat pendidikan. Beraliran pragmatisme boleh dikata berakar dan tumbuh dari filsafat pendidkan pragmatisme, melalui pemikiran yang di kumandangkan oleh filosof John Dewey di mana pandangannya yang bermula dari pragmatisme sampai memasuki aliran progresivisme bahkan berlanjud kealiran filsafat pendidikan  humanism. Walaupun system pendidikan tersebut tidak begitu sistematik dan konsisten,sifat pendidikan dari ketiga aliran ini selalu dalam kategori labil. Dalam artian belum dapat dikategorikan sangat efektif lantaran ada beberapa hal yang belum terpuaskan oleh penyelenggaraan terhadap pesserta didik.

Walaupun kita sadari bahwa sisitem pendidkan ini cukup mampu membangu n system pendidkan yang lebih manusiawi,tetapi system pengakaran dan pembelajaran masih perlu pengembangan tentu dari berbagai aspek yang berkaitan dengan unsur –unsur pengambilan keputusan. Untuk kita di insonesia, system pendidikan dengan filsafat pancasila, sebagai landasan konstitusional.sasaran utama pada proses mencerdaskan kehidupan bangsa , agaknya keruntutan dari; progresivisme, pragmatisme dan  humanism. Termasuk terbebasnya peserta didik dari kebijakan lama tetap juga mem butuhkan pertimbangan aspek –aspek social, politik, maupun budaya.

Kalaupun di Negara adidaya misalnya; pendidikan dengan nuansa progresivisme dan pragmatisme maupun humanism mendapat dudkungan, menurut hemat penulis, tentu ada hubungan yang seknifikan dengan kondisi di Amerika saat itu jika di lihat dari sisi zaman revolusi industry di eropa yang berakibat dengan adanya gelombang urbanisasi yang tak terkendali dan sangat membutuhkan system pendidikan yang membesarkan perasaan individu dari unsure unsure psikologi manusia sehingga pendidikan bagi para urbanisasi itu sangat tepat  dan syah syah saja, untuk menerapkan aliran aliran filsafat pendidkan pragmatisme dan progresivisme maupun humanism. Aliran ini yang banyak memberi layanan pada peserta didik dalam hubungannya dengan pemulihan psikologi. Serta berbagai unsur –unsur truoma peserta didik selaku Negara penerima urbanisasi.  

Demikianlah penjelasan singkat diatas semoga ada manfaatnya dan dapat bernilai ibadah di sisi Allah Swt dan diberi ganjaran sebagai orang yang berjihat untuk mengejar ilmu pengetahuan. aammiinn..

" Terimaksaih semoga bermanfaat "   

BAGIKAN KE ORANG TERDEKAT ANDA
ONE SHARE ONE CARE

Sekilas tentang penulis : Aksara Tanpa makna

English Learning Forign